pentingnya restu orang tua

“Setiap kegiatan dan pekerjaan haruslah di awali dan diakhiri dengan do’a.bisa dibilang wajib,tapi banyak juga yang mengabaikan hal ini.sebenarnya jika rasakan dan coba kita ingat-ingat bagaimana rasanya melakukan kegiatan dan pekerjaan dengan atau tanpa do’a.pasti sangat berbeda.begitupun seperti yang saya rasakan saat ini.saya mencoba segala kegiatan/aktivitas/pun pekerjaan diawali dan di akhiri dengan do’a.manfaatnya adalah agar kita selalu senantiasa dilindungi oleh sang kuasa dan hasil pekerjaan tersebut membawa berkah.

Well,saya merasakan hal ini berulang kali dan benar-benar membawa berkah.tapi ada satu hal lain yang merasa janggal dalam kehidupan sehari-hari.yaitu tanpa restu orang tua.memang pada awalnya setiap pekerjaan dan kegiatan berjalan lancar.tapi setelah saya meminta izin kepada orang tua untuk melakukan salah satu hobi/kegiatan,mereka tidak merestui.tapi walaupun demikian,saya tetap bersi-keras untuk melakukan kegiatan tersebut.padahal kegiatan tersebut bersifat positif dan ngga merugikan orang lain.

Sekian lama saya jalani atas pilihan hidup tanpa restu orang tua,membuat saya menemukan banyak kesulitan dan hambatan yang benar-benar membuat saya babak belur.entah kenapa pada saat sebelumnya jalan kehidupan saya begitu lancar tanpa hambatan,tapi kini kesulitan dan hambatan-hambatan menghadang didepan.

Sebelumnya setiap pekerjaan/hobi lainnya,selalu mendapat restu dan dukungan dari orang tua.tapi kenapa hobi dan pekerjaan yang satu ini mereka tidak mau merestui.apa itu hobi dan pekerjaan yang saya maksud?,yang jelas ini bersifat positif dan tidak merugikan orang lain.dengan ini,saya mempercayai bahwa segala sesuatu pekerjaan peran orang tua untuk merestui-nya itu sangat penting demi kebahagiaan dan kesuksesan kehidupan kita dimasa yang akan datang.Ibaratnya kalau orang jawa bilang ” Orang tua itu Tuhan kedua dan Tuhan Nyata “.”

http://fjr1.wordpress.com/2012/02/16/orang-tua-adalah-tuhan-nyata-pentingnya-doa-dan-restu/

 

membaca blog ini,saya jadi teringat ketika kelulusan SMA dan merencanakan untuk melanjutkan kuliah di jurusan komunikasi demgan mengikuti snmptn. Tapi orang tua saya tidak menyetujuinya. Mereka ingin saya mengambil jurusan yang berhubungan dengan IPA seperti jurusan saya waktu di SMA,ayah saya ingin saya mengambil farmasi, awalnya saya menolak karna saya sama sekali tidak tertarik dengan farmasi atau jurusan ipa lainnya. Yang saya mau hanya komunikasi dan mengambil broadcast. Setelah berdebat akhirnya diambil lah jalan tengah dan sayang akhirnya mengambil snmptn IPC agar bisa memasukkan farmasi dan komunikasi. Setelah snmptn,ternyata saya tak lolos,kecewa pasti tapi apalah daya,itu namanya persaingan. Saya drop,sedih juga melihat wajah orang tua kecewa, akhirnya saya mengikuti tes seleksi mandiri ptn dan juga mengikuti mandiri swasta………setelah melihat pengumuman,saya bisa tersenyum karna saya lulus di kedua nya di jurusan komunikasi. Orang tua saya tersenyum pula tapi ya……senyum nya seperti ‘mencoba ikhlas’ karna saya tau yang mereka inginkan saya ambil jurusan ipa,namun inilah pilihan saya. Karna saya lebih memilih ptn tersebut,akhirnya yang swasta itu saya tinggalkan. Beberapa hari berlalu dan waktu daftar ulang pun tiba…..disini lah permasalahnnya. Ada kendala di keluarga dan kendala ini cukup besar menurut saya. Masalah itu membuat saya tidak bisa daftar ulang tepat waktu dan akhirnya saya dinyatakan mengundurkan diri dari ptn tersebut,saya sedih,sedih sekali ketika ingin mencoba kembali ke univ.swasta yang menerima saya tadi sudah tidak bisa karna sudah ditutup pendaftaran ulangnya jauh-jauh hari. Saya benar-benar drop, sakit, jatuh begitupun orang tua saya,makin sedih melihat wajah mereka yang terlihat drop dan letih. Saya jujur saja iri dengan teman-teman yang sudah jelas akan kuliah dimana dan sebagian dari mereka juga sudah mulai pindah. Saya intropeksi diri mengapa saya rasanya sulit sekali untuk masuk komunikasi,gagal snmptn, ikut mandiri dan akhirnya diterima pun masih ada saja kendala yang membuat saya gagal lagi masuk komunikasi. Setelah direnungkan, saya tersadar, orang tua saya memang tidak sreg saya mengambil jurusan ini, mereka mau anaknya ini mengambil kuliah dengan basic ipa karna mereka menyayangkan saya SMA jurusan ipa tapi pada kuiah mengambil program ips. Saya mulai memikirkan program ipa yang mungkin masih bisa saya jalani. Saya memutuskan untuk mengambil IT, karna sepengatahuan saya IT bisa kerja di bagian broadcast di bagian IT-nya. Dan menurut dari berbagai info, IT yang bagus ada di Universitas Gunadarma. Lalu saya bicara pada orang tua saya tentang hal itu, dan orang tua langsung setuju, ayah saya bilang ‘nah,abi mau nya dea mengambil jurusan-jurusan tu, seperti IT’ dan akhirnya saya daftar, tes, dan di terima di Gunadarma sebagai mahasiswi Sistem Informasi. Disini saya merasakan betapa mudahnya menjalani sesuatu bila orang tua benar benar merestui apa yang kita kerjakan. Di dalam al-qur’an juga dikatakan ‘restu Allah berada di restu oang tua’ ketika orang tua tidak menyetujui atau merestui apa yang inginkan, Allah pun tidak meridhoinya maka itu jalan kita dipersulit. Tidak ada salahnya mengikuti apa yang diinginkan orang tua selama itu baik. Orang tua pun pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Menulis ini, jadi kangen sama orang tua :’)

Leave a comment